Tak dapat dipungkiri bahwa persaingan dalam dunia pekerjaan saat ini sungguh sangat luar biasa ketatnya. Para karyawan/pegawai saling berlomba untuk mendapatkan golongan, pangkat dan jabatan yang baik dan tentunya juga mendambakan penghasilan dan fasilitas yang semakin baik pula.
Hal inilah yang mendorong beberapa orang yang nyalinya ciut dan kurang bersabar dalam meniti kariernya berusaha untuk melakukan kegiatan dan acara apapun untuk menggapai cita-cita atau keinginannya tersebut.Tak heran diantara mereka ada yang memakai gaya katak dalam rangka memenangkan persaingan.
Silahkan memperhatikan bagaimana jika sesorang yang sedang berenang menggunakan gaya katak. Kedua belah tangan diatas kepala dengan posisi seolah menyembah, lalu dikibaskannya kesamping agar bia maju dan kedua kakinya menendang kesana-kemari agar laju dirinya semakin cepat.
Tangan menyembah adalah lambang penjilat atau orang yang suka mencari muka kepada atasannya. Apapun ditempuhnya agar atasan senang kepada dirinya. Sayangnya langkah yang ditempuhnya bukan berupa tampilan kinerja yang baik tetapi justeru kadang tak ada kaitannya dengan tugas pokoknya. Mungkin dia memberi upeti atau bahkan menyemir sepatu atasannyapun dia lakukan asal tujuannya tercapai.
Tangan mengibas kesamping melambangkan langkah sesorang yang menyikut atau berusaha menyingkirkan para pesaing yang dianggap akan menghambat laju kariernya. Orang semacam ini tak segan-segan melakukan black campaign atau kampanye hitam untuk menjatuhkan pesaingnya. Kegiatan memfitnah, menyiarkan berita bohong dan adu domba adalah medianya.
Kedua kaki yang menendang kebawah melambangkan tindakan semenap-mena terhadap kalangan bawah. Orang ini tak segan-segan mengeksploitasi bawahannya untuk kemajuan dirinya. Anak buah dibuat tak berdaya dan bekerja setengah mati untuk membantunya sementara itu karier dan kesejahteraannya tak mendapat perhatian yang pantas.
Itulah langkah yang ditempuh orang yang ingin maju sendirian. Rela mengorbankan sahabat dan bawahannya dan mencari muka kepada atasannya. Dia tak perduli dengan sahabat atau bawahannya asal dia sukses. Padahal seandainya kesuksesan itu diraihnya mungkin tak bisa langgeng karena cepat atau lambat akan tergilas oleh mereka-mereka yang bekerja secara profesional dan bermoral.
Upaya untuk mencapai kesuksesan dalam tugas seharusnya ditempuh dengan cara-cara yang profesional dengan mengedepankan kinerja yang baik dan diikuti oleh akhlak yang baik pula. Kesetiaan atau loyalitas yang dibangun juga harus loyalitas timbal balik yaitu kepada atasan, kepada kolega dan kepada bawahan Dengan demikian jika ia sukses maka kesuksesan itu adalah sukses dalam kebersamaan.
Semoga kita senantiasa berada pada jalur yang benar dan diridhoi Tuhan dalam segala pikiran,ucapan dan tindakan kita. Amiin.
Semoga kita senantiasa berada pada jalur yang benar dan diridhoi Tuhan dalam segala pikiran,ucapan dan tindakan kita. Amiin.
Amiiin.......smg ya pakdhe kita sllu istiqomah dlm memegang suatu jabatan. Dari Ayah almarhum, sampai suami sekarang merasaan hal yg pakdhe sebutkan diatas,,,jadi kami ga heran lagi liat kelakuan si "katak" itu hehe
ReplyDeleteSaya gak bisa renang neh, berarti juga gak bisa renang bergaya katak...hehehe
ReplyDeletekatak suka menjulurkan lidahnya untuk mengambil mangsanya, persis banget tuh dhe istilah penjilat didunia pekerjaan. @Mbak Ririe bisanya gaya apa? gaya terapung ya hehehe
ReplyDeletehuaha analogi katak...
ReplyDeleteaku bisa rena gaya batu je.
betul banget...!!!persis gaya katak tuh....sukanya nendang2, gak liat apa klo di tendang tuh sakit....apa lg sakit hati, sembuhnya lamaaaa trus bikin dendam, nambah dosa...hhiii....takuuddd (kabooorrr...)
ReplyDeleteWah, dasar katak .. hehe^^
ReplyDeleteYup, mari kita luruskan niat"bekerja untuk ibadah" agar hasilnya barokah dan tetap "on the right track"
ReplyDeleteMasuk bui itu sakit Jenderal.
Salam
kalah sama cucuku Dita dan Briga, masih kelas 4 dan 1 SD sudah yahuud renangnya nduk
ReplyDeletesala
Itu dia, semua di caplok
ReplyDeleteakhirnya mendekam di penjara ya jeng
salam
plung leb
ReplyDeletemasya allah, semoga kita di jauhkan dari sifat2 seperti itu ya pakdhe....pokoke jangan niru-niru gaya si katak deh....
ReplyDeleteMari kita bekerja dengan baik agar hidup kita bermanfaat bagi sesama.
ReplyDeleteSalam
kodok nakal ya
ReplyDeleteBenar nduk
ReplyDeleteHidup hanya sekali
jangan dinodai
salam
Dulu di kantor saya suasananya seperti itu tuch....kalo ada karyawan yng bisa menjilat bos, tiap 3 bulan sekali gajinya naik...padahal sebenere ngga bisa kerja....sementara kita2 yang kerja setengah mati...karna ngga dekat sm bos, 1 tahun sekali aja belum tentu naik gaji......naseeebbb
ReplyDeleteBelum lagi karyawan yang penjilat itu, mau naik jabatan, menjadikan kepala kita-kita ini sebagai tangganya......hmmm
Tapi pada akhirnya kalo bosnya juga seneng diperlakukan seperti itu, dijamin perusahaan ngga akan berkembang...krna karyawannya penuh dgn orang2 munafik yg sebenarnya ngga bisa kerja.....dan akhirnya perusahaanya bangkrut wkwkwkw......
jauh2 deh dari gaya katak berenang :D
ReplyDeleteSaleum,
ReplyDeleteAkan lebih baik bila dari awal terpupuk sikap propesional dalam bekerja sehingga bila nanti posisi karirnya sudah tinggi sikap yang terbina sejak masih bawahan dulu bisa dijadikan landasan untuk memberi contoh bagi pegawai yang lain.
yaa si katak nakal deyh... wah pakdhe bagus ini buat yang baru2 kerja kayak niar, kerja terus yang cemunguutt :D
ReplyDeleteArtikel yad akan saya bahas ttg boss juga.
ReplyDeleteSalam
Bener, jauhi sifat seperti itu.
ReplyDeleteGak ilok dan sangat dibenci Tuhan dan manusia.
salam
Benar bang, atasan juga jangan pilih kasih kepada karyawannya.
ReplyDeleteSalam
Profesional dan bermoral nduk, Insya Allah akan maju jaya ekspress.
ReplyDeletesalam sayank
menyembah atasan, menginjak, menyepak bawahan atau sesama rekan. Astaghfirulloh! type pekerja seperti ini sangat menyebalkan, dan semoga saja saya tak pernah ( sedikitpun ) mempraktekannya. insya Allah.
ReplyDeleteMatur nuwun pituturnya, Pak Dhe.
Salam untuk seluruh pengunjung WB, juga warga BlogCamp dan tentu saja keluarga di Surabaya.
makasih pakdhe info nya bagus sekali ;)
ReplyDeleteWah gambaran yang bagus pak, untuk menggambarkan penjilat. Mereka (penjilat) hanya berorientasi kepada Tahta dan Harta. Tapi atasan sekarang juga bisa menilai kok pak, mana yg penjilat mana yang bener2 berusaha. hehe
ReplyDeletesalam kenal, saya juga sudah join, mampir ke dimasgeel ya :)
Wah pintar banget nih yang nulis, mengibaratkan si penjilat dengan "Katak", PAS banget. Tapi semoga saya tidak seperti itu pakde ^-^
ReplyDeleteFilosofis katak.
ReplyDeleteMenghalalkan segala cara untuk mencapai tujuannya. Entah itu menye,bah atasan, mengibas kawan dan menendang pastrner kerja. Nggak peduli siapa pun itu. Yang menghalangi jalannya akan disingkirkan.
ya nanti bandingannya juga dengan cucu saya Pakdhe...hehehe
ReplyDeleteg bisa renang ^^
ReplyDeletebuat renungan nih :D
salam sahabat
ReplyDeletekalao soal renang saya nyerah makanya gaya katak atau apa saya tidak tahu heheheh
oh iya lam kenal dan udah saya folow makasih ya
Aku ga bisa berenang Dhe..
ReplyDeleteUntung saja..
Makasih sudah mengingatkan kita semua
nah untung lagi nih, orang kita emang selalu untung katanya, hehehe :D
ReplyDeleteuntungnya saya gak kerja, hehehe, jadi gak bisa tuh gaya seperti itu :p
semoga saya tidak melakukan hal itu....
ReplyDelete