Chartered Bank of Batavia merupakan gedung tua yang berada di lokasi Kota Tua Jakarta Utara. Gedung tua ini memiliki khas yang menarik tidak terlupakan dan menjadi daya tarik tersendiri bagi setiap mata yang melihatnya serta menghidupkan nuansa klasik kehidupan masa silam.
Harmonisasi rancang bangun bergaya Doria, Renaisaus, dan Korintia mengerucut dan berasimilasi membentuk gaya arsitektur Neoklasik Yunani yang menakjubkan. Sebuah menara yang berbentuk kubah dengan model Bisatium berwarna oranye akan memancarkn cahaya keindahan mengagumkan di malam hari efek cahaya lampu yang menyorotinya. Gedung ini didirikan pada abad ke 19.
Dari data yang penulis dapatkan pada saat berkunjung ke Kota Tua Jakarta Utara, melalui sumber beberapa daftar pustaka yang penulis dapatkan dari Perpustakanaan Arsip Nasional, Chartered Bank of batavia di dirikan pada tanggal 27 Febuari 1921 pada jaman Kejayaan Hindia Belanda pada saat menjajah di Indonesia.
Chartered Bank of Batavia dirancang seorang arsitek asal Amsterdam yang bernama Geard Hendrik Hubert Eduard Cuypers yang mengadopsi gaya khas kekaisaran popiler pada waktu itu. Peletakan batu pertama pada saat pembangunan gedung ini dilakukan oleh seorang puteri manager Chartered Bank of Batavia yang bernama Juice Murray Stewart pada tahun 1921.
Chartered Bank of Batavia didirikan karena berlatar belakang pada waktu tersebut kejayaan pemerintah Hindia Belanda di bidang ekonomi terutama dalam perdagangan komoditi teh, tembakau, dan kopi menjadi alasan didirikannya gedung ini sebagai kantor perwakilan Chartered Bank di Batavia, setelah masuknya agen Chartered Bank ke batavia tahunb 1863. Sedangkan Chartered Bank sendiri di dirikan di London pada tahun 1853 oleh James Wilson mengikuti Piagam Royal dari Ratu Victoria; yang kemudian membuka cabang pertamanya pada tahun 1858 di Calcutta, Bombay dan Shanghai.
Chartered Bank of Batavia yang berdiri megah di area seluas 2.275 m2 yang berlokasi di jalan Kali Besar barat No. 1-2 jakarta Barat, kini hanyalah tinggal berupa bangunan tua megah sebagai salah satu saksi bisu sejarah yang memberikan suatu gambaran sejarah terutama pada saat batavia didaulat sebagai pusat perdagangan tingkat internasional.
Dalam kutipan sejarah bangsa Indonesia pada saat bangsa Indonesia berkonfrontasi dengan negara malaysia tahun 1965, pemerintah RI mengambil alih segala perusahaan asing yang ada. Salah satu di antaranya adalah Chartered bank of batavia yang dinasionalisasi pada tanggal 2 maret 1965, serta dilimpahkan pada bank Umum Negara yang berubah menjadi Bank Umum Bumi Daya pada era kepemimpinan pemerintahan Presiden Soeharto.
Gedung Chartered Bank of Batavia merupakan salah satu saksi bisu peninggalan sistem perbankan Kolonial Hindia Belanda dan masih tetap melekat sampai saat ini sistem perbankannya dan masih berlaku di negeri ini. Chartered Bank of Batavia gedungnya sampai sekarang masih berdiri tegak meski berjibaku melewati masa ruang dan waktu panjang periode kepemimpinan bangsa Indonesia.
Seandainya saja bangsa Indonesia dapat mengambil pesan yang terpatri dari kemegahan gedung tua Chartered Bank of Batavia yang pernah mengalami masa kejayaan ekonomi di tingkat Internasional pada waktu itu, pastilah perasaan gundah dulana masyarakat Indonesia tidak akan berlarut-larut hingga samapai saat ini, apalagi pada saat bangsa ini akan menghadapi kenaikan Bahan Bakar Minyak yang akan membawa dampak kepada spiskologi masyarakat.
Namun, bagaimanapun kehadiran bangunan tua itu telah membentuk tata ruang Kota Jakarta menjadi semakin menarik dan tidak tergoyahkan karena zaman, tidak peduli cuaca, dan debu jalanan yang terus menghantamnya, keberadaannya tetap saja memilki pesona aura yang memikat tiada tara..
Melihat fenomena penampakan bangunan sejarah di Kota Tua penulis mendapatkan pesan tersendiri dari setiap bangunan yang ada disana, terbesit dalam hati penulis sambil berharap agar bangsa ini dapat kembali pada masa kejayaan ekonomi pada masa jaman Chartered Bank of Batavia dan tidak menjadi bangsa yang hidup di dalam kemegahan museum-museum bangunan tua megah yang hanya tinggal sebuah cerita untuk anak cucu kita belaka.
Salam,
Saya belum pernah kesini. Sekarang gedung itu digunakan untuk apa ya Mas Indra?
ReplyDeleteMas..padahal di ikutin sertakan ke kontesnya Bu Monda tuh..
ReplyDeletefotonya kurang banyak hehe.. buat saya yang belum pernah berkunjung ke sana jadi penasaran..
ReplyDeletewah jadi pingin kesana om indra... niar di sidoarjo ndak ada batavia jaman dulu lho... :D
ReplyDeleteayoo..ke bank, mumpung tanggal muda #rajin menabung
ReplyDeletesayang belum kesana :(
ReplyDeletebaru sekali ke Jakarta & itu pun sudah luamaa sekali. ya, setidaknya bisa mengobati kangen pada Jakarta :mrgreen:
ReplyDeletesaya pun belum kesana... :) Itu dekat musem fatahillah kaH
ReplyDeleteane belom fernah ke zakartah...afelagi ke sanah. zemoga ane bza berkunjung suatu hari :D
ReplyDeleteGood Post. Thanks for sharing this information which is useful for all.
ReplyDeletephp web development
Beberapa minggu lalu Sabila pernah bilang mau berkunjung ke Kota Tua bersama rombongan les bahasa Inggrisnya,tapi entah kenapa ditunda hingga batas waktu yang belum ditentukan, padahal sudah niat banget untuk ikut. Selama ini baru lihat Kota Tua melalui tayangan televisi.
ReplyDeletesering lihat dan lewat tapi belum pernah mampir pak
ReplyDeleteEh, itu yang sebelah mana ya...
ReplyDeleteOh iya itu Bisatium, bukan Byzantium ya? Hehehe gak tau ding :D
waktu ntu kesana penuh banget, jadi gak ngeh ada bangunan bank itu :(
ReplyDeletekota tua emang enak dipandang mata ya.... kayak di Jogja juga yang di perempatan malioboro....
ReplyDeletetapi sayang perawatannya kurang ya sob :D
ReplyDeleteGedung tersebut sekarang hanya menjadi sebuah museum yang tertutup, dan kita hanya dapat menikmati dari luarnya saja Mba.
ReplyDeleteAku lebih suka berbagi Mba informasi tanpa ada tujuan tertentu. Sebab kalau sudah memilki niatan untuk ikut lomba biasanya mood saya sering hilang dalam menulis. He....x9
ReplyDeleteFoto hanya dapat diambil dari luar gedung saja Mba, sedangkan di dalam gedung keadaan tertutup rapat dan digembok. Bila penasaran bisa langsung datang kesana dan masih banyak obyek pendukung di wilayah Kota Tua Jakarta.
ReplyDeleteNanti kalau ke Jakarta bisa mampir, kalau bingung bisa hubungi saudara atau pun kerabat di Jakarta he....x9
ReplyDeleteFeeling so good kalau sudah urusan tanggal muda deh si Mba.
ReplyDeleteNanti kalau ke Jakarta mampir ya Mba.
ReplyDeleteHe.....x9 lain kali bisa langsung mampir kesana.
ReplyDeleteBenar Mba, dekat dengan museum Fatahillah.
ReplyDeleteInsya Allah Amiiiin !
ReplyDeleteThank you for visiting in Warung Blogger.
ReplyDeleteTerimakasih semoga bermanfaat untuk kita semua.
ReplyDeleteMinimimal ada hikmahnya. Sebelum pergi sudah mendapatkan informasi pengetahuan terlebih dahulu Mas.
ReplyDeleteHe...x9 lain kali bisa mampir Mba
ReplyDeleteDekat kali besar Mba Kota
ReplyDeleteMungkin Nay waktu itu main sepeda onthel kali ya ! Jadi ga konsen. He...x9
ReplyDeleteBenare Sob, dan ini merupakan obyek wisata edukasi bernilai sejarah.
ReplyDeletePerawatannya untuk bangunan luar cukup Sob, namun untuk yang didalam saya tidak tahu. Karena gedungnya dalam keadaan tertutup terus.
ReplyDeletewah kapan ya saya kesitu,
ReplyDeletepengen lihat bank tempo dulu :)
baru sekali ke Jakarta & itu pun sudah luamaa sekali. ya, setidaknya bisa mengobati kangen pada Jakarta
ReplyDeleteBangunannya seperti Lawang Sewu di Semarang
ReplyDeletePostingan yang bagus sob
sekalian izin follow ya