Hallo … apa kabar, semoga semuanya baik baik saja ya ….
Tak terasa, sudah saatnya stupid monkey kebagian jaga warung lagi nih, ayo siapa yg mau pesen, ada kopi manis, setengah manis, kopi pahit, buah nangka, roti bakar, apa lagi ya … ?? pokoknya menu disini lengkap deh.
Soryy intro nya garing .... kembali ke cerita ...
Setelah kemarin saya menulis tentang sebuah aktifitas yang berorientasi pada pendakaian, (kira-kira begitu) sekarang saya akan menceritakan sebuah mitos yang terjadi saat pendakian ketiga saya di gunung Lawu.
“Lho kok, gunung lagi”
“ iya dong, orang senengnya naik gunung, wee “
Tetep sob, masih seputar gunung ya, soalnya di pungkiri atau tidak, setiap kita dalam hatinya akan tersebit sebuah kekaguman akan keindahan gunung beserta isinya, betulkan … ??
Wokeh kembali ke cerita semula.
Kemarin saat saya mendatangi gunung Lawu, saya bertemu lagi dengan sesosok makhluk yang bisa terbang, jangan mikir lain-lain dulu, sosok ini adalah seekor burung yang biasa hilir mudik di seantero gunung Lawu, pendaki biasa mengenalnya dengan nama burung Jalak Gading.
Jalak Gading [image by : sjamsoel-bakrie.blogspot.com] |
Menurut mitos yang tersebar disana dan antara para pendaki, burung Jalak Gading ini adalah burung yang sangat gemar mendekati para pendaki dan pejiaran yang berada di kawasan gunung tersebut. Dia senantiasa menuntun arah para pendaki menuju puncak, namun hal itu berlaku bila kita tidak mengganggunya.
“Apa yang terjadi bila si burung di ganggu ?” Tanya seorang teman kepada saya, lalu saya ceritakan kejadian pendakian kedua saat menyambangi gunung Lawu, dimana secara sengaja saya menimpuk burung itu di sekitar puncak gunung Lawu.
Seketika langit menjadi gelap, padahal saat itu masih sekita pikul 11.00 wib dan sebelumnya panas dan cerah, angin mendadak bertiup sangat kencang dan hujan mulai membasahi tanah puncak tersebut. Tak seperti biasanya, menurut teman yang bersama saya saat itu, saya mendadak panic dan memaksa segera menuruni puncak Lawu untuk berteduh di tenda yang kami tinggalkan di Hargo Dalem. Namun saat turun tersebut, saya salah memasuki jalur yang ternyata berlawanan arah dengan posisi tenda kami. Boyo-boyo (punggung buaya) nama tempat dimana saya tersasar, tempat yang berbukit-bukit dengan Edelweis dan rumput setinggi dada. Disanalah saya terdampar sekitar kurang lebih 2 jam, dan akhirnya sadar kembali kalau saya harus balik kearah puncak, setelah melihat puluhan burung Jalak Gading berterbangan terus menerus, seolah member isyarat untuk mengikutinya. cerita lengkapnya disini.
Intinya bila dia di ganggu, maka ia akan menyesatkan atau kejadian buruk akan menimpa para pendaki. Itu sepenggal kisah saya disana bersama dengan Burung Jalak Gading beserta mitosnya. Benar atau tidak itu kembali kepada diri kita masing-masing.
Bagaimana sobat, percaya mitos atau tidak ???
Salam
Sepertinya memang sudah hukum alam kok sob, siapa pun yg mengganggu sesama mahluk ciptaan Allah akan mendapatkan hal yg serupa , jadi nggak cuma untuk burung Jalak saja:)
ReplyDeletepesen kopi nggak pake saus bang...
ReplyDeletehahhh horor banget yah...
ReplyDeletesaya sih ngga percaya mitos, cuma kalau dari ceritanya yang saya tangkep, jangan mengganggu kalau ngga mau diganggu. mungkin itu balasannya dari ulah iseng nimpuk si burung :)
betul sob, selaknya kita hidup rukun ya :D
ReplyDeleteiya, dan itu pelajaran berharga buat saya :-)
ReplyDeleteSaya suka hewan ini, menemani dan mengiringi saya sampai puncak.. dan ada 1 lagi, dia ini paling malu kalau difoto ... :-D
ReplyDeleteHukum alam itu mutlak ko Sob, karena memilki sebab dan akibat.
ReplyDeleteSukses selalu
Salam
Ejawantah's Blog
huaaaaa,,,sereemm amaaat yaakk *merinding* laen kali ati2 ye :D
ReplyDeleteNay tipe orang yang kaga percaye ame mitos :)
itu bukan mitos,,apa yg kau buat itu yg akan kau terima. mknya jgn jail dg sesama makhluk Tuhan...ckckck :-P
ReplyDeletemaka ne toh mas, ojok ngangguin... ngambek toh :p
ReplyDeletekalau beli dimana ya burung bagus2 gitu. Trims infonya.
ReplyDeletesalam
jangan dekat2 burung yang lagi flu ya,nanti kena flu burung...
ReplyDeletesaya gak percaya mitos
burungnya cakep..:D
ReplyDeletesiapa dia, karna kejadian itu juga, sekarang saya jadi suka sama dia sob ... :D
ReplyDeletebetul sob, saya sudah merasakannya langsung :D
ReplyDeleteiya mba Mimi, kapok deh, gak akan jail lagi deh :D
ReplyDeletehe emmm, ngambekan dia nya ya :p
ReplyDeletehehehey ... gak di jual Pakde.
ReplyDeletesalam
ho oh ... gak percaya ya ?.... okeh :p
ReplyDeleteseperti yg nulis ya, hehehe :D
ReplyDeleteiya, jadi pelajaran, gak percaya ? hooo okeh deh :p
ReplyDeletewahhh inget di kampungku,hehehe.. salam dari anak ki gunung ciremai, ya..
ReplyDeletesalam kenal dan follow juga
Revolusi Galau
Saya belum pernah mendaki gunung, tapi dari beberapa kali baca, hampir semuanya sama bahwa ada semacam etika yang harus dipatuhi oleh setiap pendaki, dan terlepas dari mitos apa bukan, kita tahu bahwa gunung adalah salah satu lokasi 'favorit' makhluk gaib ( jin ) karenanya bukan hal yang benar dan bijak bila kita mengganggu kenyamanan mereka.
ReplyDeletesegera saya sambangin sob, gunungnya berikut blog nya okeh, :D
ReplyDeletebetul sob, apa pun makhluknya bila di ganggu pasti akan marah, begitu kan sob :D
ReplyDeletespertinya tiap gunung punya mitos....
ReplyDeletetinggal bagaimana qta menyikapinya n mematuhi aturan mainnya...hehehe....
slm kenal ^_^
yep, kira-kira begitu sob, ^^
ReplyDeletesalam kenal ^^