sumber-gambar |
Saya kuliah pengantar agama Islam pada Kamis, 22-03-2012, sesudah hafalan surat-surat akhir, saatnya presentasi makalah sesuai dengan tema yang diberikan sebelumnya. teman saya menjelaskan materi tugasnya dengan bercerita :
"Pernah Suatu Ketika guru saya melewati tol untuk bekerja di Surabaya. Penjaga tol tersebut kemudian senyum, membaca sesuatu sembari memberikan karcis tolnya. Guru saya heran, nampak ada yang berbeda dengan penjaga tol ini, biasanya penjaga tol itu ngasih karcis tolnya sambil masang wajah poker face lah, seperti gak peduli dengan siapa dia melayani, namun penjaga tol yang satu ini berbeda.
Dikemudian hari guru saya lewat lagi di tol tersebut dan seperti biasa beliau memberikan karcis tol itu disertai senyuman sembari membacakan sesuatu. Kejadian tersebut terjadi berulang-ulang sampai akhirnya guru saya menyempatkan diri untuk mewawancarai beliau.
"Bapak, kok sampean tersenyum ya tiap kali memberikan karcis tol, apakah bapak mendapat tambahan gaji?"
"Oh ndak bapak"
"Naik jabatan?"
"Oh tidak bapak"
"Apakah bapak mendapat perlakuan khusus dari perusahaan?"
"Oh tidak bapak"
"Lalu mengapa bapak terlihat begitu menikmati pekerjaan bapak sekarang ini?"
Pak penjaga tol diam sejenak, kemudian menjawab :
"Bapak yang budiman, Alhamdulillah saya diberi kenikmatan oleh Allah menjadi seorang penjaga pintu tol. Saya melihat pengendara itu ada rasa cemas, khawatir kalau orang yang melintasi tol ini mengalami kejadian yang tidak diinginkan. Oleh karenanya setiap membagikan karcis tol itu saya selalu mendoakan semoga diberi kemudahan perjalanannya.
Bila yang lewat itu adalah seorang bapak yang mengantarkan anaknya pergi ke sekolah saya doakan mudah-mudahan sampai selamat ke sekolah dan bisa belajar dengan senang. Bila dia seorang kakek yang ingin berjumpa dengan istrinya saya doakan mudah-mudahan perjalanannya lancar.
Dini hari saya sempatkan bangun sholat dan berdoa, "Ya Allah, hamba hanya seorang penjaga pintu tol..tak banyak yang bisa hamba lakukan. Namun Jikalau Engkau ridha ya Allah jadikanlah karcis-karcis tol itu menjadi butiran tasbih dzikirku kepadaMu, dan jalan tol itu sebagai sajadah panjang pengabdianku kepadaMu"
Itulah kisah seorang penjaga pintu tol. Dia sudah sampai pada kebahagiaan yang lebih tinggi, yaitu kebahagiaan yang bukan lagi berfokus pada mendapatkan sesuatu tetapi lebih pada memberikan sesuatu. Bahkan dia menjadikan itu sebagai pengabdiannya kepada Allah.
Jadi, sudahkah para blogger menjadikan "ngeblog" sebagai pengabdian kepada masyarakat, bangsa dan negara?
Mungkin kita tidak dibayar sebagai blogger, mungkin juga tidak banyak orang yang menghormati apa yang kita lakukan, tapi yakinlah bahwa ketika Anda publish tulisan Anda, pada jam yang sama, menit yang sama, dan detik yang sama, disuatu tempat dibelahan dunia yang lain ada seseorang yang sedang membutuhkan pesan dari apa yang Anda tulis itu.
Mungkin Anda tidak mengenal orang itu, dan orang itu tidak mengenal Anda, tapi yakinlah bahwa malaikat pasti mencatat itu sebagai amal shalih Anda sebagai bekal perjumpaan dengan Allah.
^Saya yakin penghuni dan penikmat webe ini pasti sudah melakukan hal itu seperti yang saya baca di post-post sebelumnya meskipun dengan cara yang beragam :D
FB : Arif Khumaidi
Blog :
- ArifKhumaidi.blogspot.com
- umek1.wordpress.com
Sangat setuju sekali...terima kasih atas pencerahannya sahabat...
ReplyDeletesalut pada bapak penjaga tol itu. saya masih belajar agar menjadi seperti bapak itu, menjadikan sesuatu untuk beribadah kpd Allah.
ReplyDeleteSemoga saya bisa meniru segala kebaikan seseorang..
makasih mas, telah mengingatkan..
salam
Sepakat!!
ReplyDeletesalam kenal untuk penulisnya :) perlu ditiru cara bapak penjaga tol ini
ReplyDeletesuper sekali, , ,yah pertamax nya sudah habis
ReplyDeleteTOP BGT dah! :D
ReplyDeletesubhanallah..... hebat sekali penjaga tol ini ya.. semoga kita semu bisa meneladani beliau
ReplyDeletemulia banget hati penjaga tol itu :) kereennn...
ReplyDeletesama-sama pak dadan, makasih udah berkunjung
ReplyDeletemendengar kisah pak dahlan kayaknya yang jaga perlu baca tulisan ini :D
sama-sama pak pak ari, moga-moga yang kita lakukan buat kita kelak diakhirat..
ReplyDeletesalam kenal juga mama, terima kasih atas kunjungannya :)
ReplyDeletemakasih mas nuzul udah membantu dan berkunjung :))
ReplyDeleteamin... semoga kita selalu mendapat hidayahNya..
ReplyDeleteKomentar ini telah dihapus oleh penulis.
ReplyDelete:), semoga kita bisa mengambil hikmahnya
ReplyDeleteSeperti yang dikatakan oleh kakek saya, "apapun pekerjaan kamu nanti, kamu harus bersyukur dan menganggap pekerjaan itu yang terbaik. Meskipun cuma jadi tukang sapu, tapi jadilah tukang sapu yang terbaik di dunia,"
ReplyDeleteMaksudnya kalo kerja mesti profesional, seperti bapak penjaga tol dalam cerita ini...
^Terima kasih masukannya pak harmony :D
ReplyDeleteCeritanya bikin merinding hehe :D
ReplyDeleteYa ALLAH,,,
ReplyDeleteTerharu,,
jelaslah sudah bukan jenis pekerjaan dan jabatan yg menjadikan orang mulian,,namun lebih pada keikhlasan dan niat baiknya,
jazaakallahu khair,,sudah membagikan cerita ini...MasyaALLAH...
"bukan jenis pekerjaan dan jabatan yg menjadikan orang mulian,,namun lebih pada keikhlasan dan niat baiknya", semoga kita bisa menanamkannya pada diri kita
ReplyDelete^terima kasih kunjungannya :D
Itulah yang sering saya katakan, luruskan niat ketika ngeblog yaitu "ngeblog untuk ibadah" agar hasilnya barokah dan kita tetap on the right track.
ReplyDeleteSalam
Subhaanallah.....hari gini masih ada orang yang berhati mulia ketika mengerjakan pekerjaan yang sebetulnya menjemukan itu. Hati bersih petugas pintu TOL mendo'akan dan berdzikir pada setiap lembar karcis yang diberikan. Sekali lagi semoga rizkinya walaupun sedikit mendapat limpahan berkah yang tiada dua. Amin.
ReplyDeleteSuatu nasehat kebaikan untuk kita semua, semoga kita dapat mengambil pembelajaran dari sautu peristiwa tersebut.
ReplyDeleteSukses selalu
Salam
Ejawantah's Blog
^Amin..Y.R.A
ReplyDelete^iya pak, bener sekali, biar right on the track :D
ReplyDeletemakasih uda berkunjung
^bener sekali bapak..
ReplyDeleteterima kasih udah berkunjung
salam..
emang bisa ya? ngobrol sepanjang gitu saat ngambil karcis/bayar di tol?
ReplyDelete