Oleh: Siti Fatimah Ahmad
Benci adalah sifat madzmumah dalam diri manusia yang diheret (seret) oleh sifat marah, yang terhasil dari pujukan syaitan dan kuncu-kuncunya. Islam mengajar manusia untuk saling kasih mengasihani, saling sayang menyayangi dan bersifat maaf memaafi. Tidak dinafikan kebencian akan wujud andai ia disemai, disiram dan disubur dengan mesra tanpa memberi ruang kemaafan menghinggap walau sekejap cuma.
Persoalannya? Mengapa kita harus membenci seseorang? Adakah kebencian itu kerana membenci orangnya atau membenci sikap orang tersebut? Dua perkara berbeda kan. Jika kita membenci orang itu... yang pastinya nanti kebencian itu akan menimbulkan kerinduan dalam dua perkara. Pertama: Benci tapi rindu. Kedua: Benci kerana dendam.
Pertama : BENCI TAPI RINDU... teringat lagu yang masuk kategori klasik dari penyanyi asalnya Diana Nasution yang kemudiannya dikeroncongkan oleh Hetty Koes Endang.. Liriknya sungguh menarik jika kita fahami arti kebencian dari mereka yang sedang mencintai seseorang. Nah… sila nikmati keindahan lagu ini sebagai menhayati apa yang saya bicarakan… sekurang-kurangnya pelepas kerinduan buat seseorang yang dibenci…
Bukan hanya sekadar penghibur. Diriku ini sayang. Bukan pula sekadar pelepas. Rindumu oh sayang. Sakit hatiku. Kau buat begini Kau datang dan pergi. Sesuka hatimu. Oh.... kejamnya dikau. Tegarnya dikau padaku Kau pergi dan datang. Sesuka hatimu. Oh.... sakitnya hati. Bencinya hati padamu Sakitnya hati ini.
Namun aku rindu. Bencinya hati ini. Tapi aku rindu, Benci tapi rindu pastinya banyak menggamit kesedihan, kekesalan dan keinsafan atas apa yang berlaku. Hal ini akan memberi kesan kepada gerak laku dan tindakan yang akan diambil sama ada tindakan itu meningkatkan daya motivasi diri atau menimbulkan kebencian yang selain dari rindu yaitu kebencian kedua.
Kedua: BENCI KERANA DENDAM.. .maaf ya… lagunya tidak ada kerana hal-hal yang mendatangkan keburukan ini jarang diketengahkan dalam media. Mungkin ada tapi kurang menanggapi. kebencian seperti ini berkemungkinan besar menimbulkan permusuhan yang akhirnya mengakibatkan bencana seperti balas dendam, pembunuhan, perogolan, fitnah menfitnah dan sebagainya. Kecelaruan jiwa yang diakibatkan oleh tekanan dari sebelah pihak atau berbagai pihak akan menyalakan api yang malap menjadi meruap. Akhirnya menimbulkan masalah dalam masyarakat . Semua ini berasal dari satu punca sahaja yaitu MARAH.
Pesanan Rasulullah Shallallahu 'Alaihi wa Sallam kepada kaum muslimin yang bermaksudnya: “Sesungguhnya seorang lelaki telah berkata kepada Nabi Shallallahu 'Alaihi wa Sallam “Berpesanlah kepadaku”. Nabi bersabda: “Jangan MARAH!”. Kemudian orang tadi mengulangi lagi, lalu Baginda menjawab: “Jangan MARAH!” (Hadith riwayat Al-Bukhari).
Di manakah letaknya marah itu? jawabannya sudah pasti kekuatan MARAH terletak di hati. Hati adalah sekumpulan darah yang jika dijolok dengan api kemarahan akan menggelegaklah ia untuk menuntut balas. Hasilnya mengungkap kekuatan MARAH lalu digunakan untuk menolak apa yang menyakitkan hatinya.
Apa pula yang dituntut ketika marah? Sudah pasti tuntutan balas adalah makanan kekuatan marah dan keinginannya, kerana dengan menuntut balas akan mendatangkan kelegaan, kegembiraan, kebahagiaan dan mungkin menenangkan jiwa yang tidak tenang. Kerana orang yang berdendam ini, tidak akan tenteram melainkan dengan menuntut balas atau membalas dendam.
Sabda Rasulullah Shallallahu 'Alaihi wa Sallam yang bermaksud: “Bukanlah orang yang kuat itu (dinilai) dengan (kekuatan) dalam pergelutan, sesungguhnya orang yang kuat ialah orang yang dapat menguasai dirinya ketika MARAH” (Hadith riwayat Al-Bukhari)
Oleh yang demikian, berusahalah menghindar diri dari marah. Dengan marah akan menimbul kebencian. Kebencian pula tidak harus dibalas dengan kebencian. Jika tidak, kasih sayang akan hilang. Persahabatan akan berkecai. Perhubungan akan putus. Silaturahmi akan terjejas. Yang ruginya adalah manusia. yang untung tentulah syaitan laknatullah. Ya… ternyata sukar juga kalau mahu merealisasikannya. Tapi itulah ingatan Sang Pencipta Alam dan Pemberi Kasih Sayang kepada hamba-hamba-Nya yang mahu menerima huluran kasih-Nya dengan SIFAT KESABARAN.
Allah Subhanahu wa Ta'ala telah memuji orang-orang yang bersifat lemah lembut melalui firmanNya dalam Surah Asy-Syura: 43 yang bermaksud: “Dalam pada itu (ingatlah), orang yang bersabar dan memaafkan (kesalahan orang terhadapnya), sesungguhnya yang demikian itu adalah dari perkara yang dikehendaki diambil berat (melakukannya)”
Allah Subhanahu wa Ta'ala berfirman dalam Surah al-Ahqaaf: 35, maksudnya: “(Jika demikian akibat orang-orang kafir yang menentangmu wahai Muhammad), maka bersabarlah engkau sebagaimana sabarnya rasul-rasul (Ulul-Azmi) dari kalangan rasul-rasul (yang terdahulu daripadamu)”
Oleh itu, berpadalah dalam membenci seseorang. Kerana benci itu nanti akan melahirkan kerinduan atau membuahkan permusuhan. Jangan sampai membenci orangnya.. cukuplah kita membenci sikapnya. Selain itu, panjatkan doa agar kebencian akan terhapus atau berkurang baik kesilapan pada kita atau dihasilkan oleh si dia.
Tentang Penulis Tamu:
Nama : Siti Fatimah Ahmad
Asal : Sarikei - Sarawak - Malaysia
(Sumber gbr: http://mymbgm.blogspot.com/)
Marah adalah sifat manusiawi...tapi kita harus bisa mengendalikannya...
ReplyDeletebenar. marah adalah manusiawi yang harus dikendalikan :)
ReplyDeletemarah......marah ntar temennya setan deh :p
ReplyDeletemoge2 aje kite termasuk orang nyang bise ngendaliin marah kite ^^
ReplyDeleteAssalaamu'alaikum wr.wb Ari...
ReplyDeleteAlhamdulillah, terima kasih Ari kerana menyempatkan tulisan bunda di sini. Mudahan mendapat manfaat buat yang sudi membaca dan mengambil iktibarnya.
Ada ruang istirehat, maka bunda kemari bergabung sama. :D
Iya bener, Niar...
ReplyDeleteKalau tidak mahu bertemankan setan, maka jangan marah deh.
Terima kasih Niar.
Aamiin... mudah-mudahan kita dilindungi Allah dari setan yang direjam.
ReplyDeleteTerima kasih Si Belo.
Dadan Darmawan...
ReplyDeleteMarah adalah sifat manusiawi yang didorong oleh nafsu serakah setan. Maka harus dikendali dengan sabar.
Terima kasih.
semoa makin bayak orang yang mamu menahan amarah sehingga dunia jadi lebih damai
ReplyDeleteAamiin... Ya Rabbal'alamiin.
ReplyDeleteMudahan kedamaian sentiasa ada di mana-mana.
Belajar menahan marah akan memberi kedamaian di hati kita.
Terima kasih Applausr.
gue justru marah dengan artikel elo ini karna gue gak bisa nulis artikel yang kayak ginian hehehheee...!
ReplyDeleteManusia punya fikir dan akal, punya perasaan dan itulah yg ngebeda'in manusia dgn mahluk lain kawan. shingga ia jelas mampu dan bisa menanahan rasa marahnya agar tidak sampai meledak dan menimbulkan amarah yang berlebihan. rasa marah tak pernah akan menyelesaikan suatu masalah, tetapi justru akan menimbulkan masalah yang baru!
kalau saya sih marah tidak harus diumpetin perlu disalurkan juga tapi dengan saluran yang benar (ndak tahu saluran marah yang benar bagaimana ya?)
ReplyDeletemarah kalau memang kita pantas marah dan harus marah karena jika dibiarkan pemicu kemarahan itu akan terulang terus kejadiannya, kecuali penyebab menyadarinya, kalau ini yang terjadi kita wajib memaafkan tanpa menunggu minta maaf. begitu barangkali sob. salam kenal ya!
assalaamua'laim warrahmatullaahi wabarakaatuh,
ReplyDeleteternyata ini artikel dari Bunda ya :).
"Benci tapi rindu" hem, tapi makin cinta hehehehehe
orang yang kuat itu bukan mereka yang mempunyai kekuatan dalm pergulatan atau perkelahian namun mampu menahan amarah, memang bener banget, apa lagi zaman sekarang sudah tidak zamannya lagi orang yang ditakuti melainkan orang yang disegani, dan itulah orang-orang sabar,
senang sekali membaca tulisan bunda ini apa lagi di siang hari yang panas ini dan mampu memancing emosi :)
Salam manis buat Bunda
mampir lagi ke warung blogger
ReplyDeletetapi bingung dengan tampilan barunya
bingung mau baca mulai dari mana yaa....
hhm...
semoga kita semua termasuk orang orang yang dijauhkan dari sifat benci
terutama benci kepada orangnya, semoga kita bisa HANYA benci pada sikapnya saja.
Terima kasih postingnnya
jadi pelajaran banget
Hehehe... alhamdulillah, kerana marahnya dikira sihat dong.
ReplyDeleteSaya setuju sama Bung Penho... akal dan ilmu menjadikan manusia bermartabat dari makhluk lain. Tapi ramai yang tidak mahu menyadari hakikat kelebihan makhluk manusia ini.
Marah diperlukan pada perkara yang mendatangkan mudharat pada agama, maruah dan keluarga. Mudahan kita tahu meletakkan perasaan marah itu, betul pada tempatnya.
Terima kasih atas komentar yang berbobot ini.
Salam sejahtera.
hehe.. mbak elsa, tulisan teratas ada disidebar kanan, tuh ada TERBAU... jadi terbarunya yang paling atas ya mbak ^^
ReplyDeletecintailah sesuatu dengan sewajarnya, karena bisa jadi kelak kita akan membencinya. begitu pula bencilah sekedarnya karena bukan tidak mungkin kelak kita akan menyukainya bahkan mencintainya. Benci dan cintailah sesuatu karena Allah, ini yang paling aman dan benar.
ReplyDeletedeg deg deg
ReplyDelete