Oleh: Cappucinored
Akhirnya kita bertemu kembali
Sejenak tadi aku sudah mengira hadirmu
Senyum lembutmu tertiup angin hingga ke ujung hidungku
Kamu masih seperti dulu rupanya
Sederhana, namun indah
Aku biarkan dirimu, aku hanya ingin melihatmu dari kejauhan
Belum, dia belum akan datang, ini belum waktunya
Nikmati saja waktumu sejenak, dan aku akan setia menunggu
Kuarahkan lensaku menujumu
Senyummu terekam jelas bersama riak angin yang menerbangkan ujung rambutmu
Kamu cantik! Dan lihat, jingga itu akan segera datang!
Perlahan, sedikit demi sedikit
Kamu selalu suka senja
Ya, bagimu senja adalah waktu ketika Tuhan menurunkan berjutacinta ke bumi
Kamu selalu suka pantai
Bagimu pantai adalah kanvas luas yang dapat menampung seluruh resahmu
Saat senja, kamu bilang, kamu jatuh cinta
Ketika mentari berpamitan pada bumi, dan berjanji akan datang lagi esok hari
Lalu kamu duduk di tepian pantai yang tenang, melesakkan jemari kakimu lebih dalam pada lembutnya pasir putih nan cantik
Nafasmu tenang, matamu tak lepas memandang langit yang beraneka warna
Ada jingga di sana, warna kesukaanmu
Merona, bercampur merah dan ungu yang tak terlalu pekat
Gradasinya terlalu mempesona, membias di sudut matamu
Pantulannya membius, membentuk refleksi di horizon
Saat senja, kamu bilang, kamu rindu. Rindu pada siluet tentangnya
Seseorang yang selalu kamu sebut-sebut namanya saat kita berbincang
Kamu selalu rindu senja, karena senja yang menjemput beribu bintang-bintang
Matamu berbinar seindah senja ketika kita berdua duduk menikmati senja bulan lalu
Di sini, di tempat kesukaanmu, kesukaannya, katamu
Kita sering menjemput senja
Menunggu matahari yang hendak berisitirahat keperaduannya
Aku dengan kameraku, kamu dengan kanvasmu
Pernah suatu ketika, senja tak terlalu ramah pada kita
Pantai tak terlalu ramai ketika itu, awan hitam menipis dikejauhan
“ Sepertinya akan hujan ”, katamu
Aku hanya tersenyum
Benar saja
Gerimis datang tanpa permisi
Turun satu-persatu membasahi pasir-pasir putih di pinggir pantai
Mentari pergi secepat senyum yang menghilang dari wajahmu
Ya, kita berkebalikan
Kamu, penyuka senja dan pantai
Aku, penyuka hujan dan pegunungan
Aku bergegas menarik lenganmu, menyelamatkan sang penyuka senja dari hal yang tidak disukainya
Kita berdua berlarian di tepi pantai
Andai ini adalah bagian dari adegan sebuah film, aku akan menjadi aktor yang paling beruntung karena menjadi penyelamatmu
Ajaib, sungguh ajaib
Gerimis yang meriuh deras itu tak berlangsung lama
Ah, andai waktu dapat kuhentikan sebentar saja, agar aku bisa lebih lama menikmati senyummu
Begitu bahagianya kamu, ketika matahari muncul kembali, membawa jinggamu kembali
Oh, ternyata tak hanya jingga kali ini, pelangi pun ingin melihatmu tersenyum
Jingga, pantai dan senyummu
Sungguh senja yang sempurna :-)
Post a Comment