Aku tengah menunggu pesanan baksoku ketika sebuah sapaan tak terduga datang dari seorang laki-laki separuh baya.
"Beli bakso juga, bu...?" tanyanya ramah.
"Eh, iya pak.Bapak juga ya", aku menjawab sambil mengingat-ingat siapa laki-laki yang menyapaku ini.
Perasaan memang pernah lihat atau ketemu, tapi dimana ya...? Ah, aku lupa siapa dia. Tapi aku sungkan mau bertanya padanya.
"Saya tukang parkir yang di Alfa itu lho,Bu.”
Laki-laki itu menyebutkan nama jalan lokasi mini market Alfa yang dimaksudnya. Seolah dia tahu aku lupa siapa dirinya, makanya dia mengingatkan aku.
"Oh... Iya! Maaf pak, saya lupa tadi. Bapak kok ingat saya pernah belanja di sana."
Si bapak tersenyum kemudian menjawab,"Jarang orang yang parkir mengajak saya ngobrol, bu. Kebetulan hari itu saya sedang pusing, dan hari itu hanya ibu ngajak saya ngobrol. Saya seneng banget, bu.”
“Saya nunggu anak saya belanja di Alfa. Dari pada bengong, ya saya ajak bapak ngobrol aja.”
“Saya ingat tuh anak ibu, yang pakai jilbab itu kan? Mungkin buat ibu cuma sekedar bertanya saja. Tapi buat saya rasanya ibu perhatian sama tukang parkir seperti saya."
Sesaat aku tercenung. Tak menyangka dengan yang aku dengar. Sama sekali tak mengira bahwa apa yang spontan aku lakukan waktu itu, ternyata berarti buat orang lain.
"Alhamdulillah pak, waktu itu bapak menjawab sapa saya dengan ramah. Saya juga senang."
Pesanan baksoku sudah selesai disiapkan, aku segera berpamitan kepada bapak tukang parkir itu. Oh ya, aku beli baksonya dibungkus.
Aku cuma bisa mengucap syukur atas kejadian ini. Sebab aku tidak merasa melakukan sesuatu yang luar biasa. Hanya parkir, menunggu Astri belanja (sengaja nunggu di parkiran supaya tidak nambah ambil ini itu, hehehe),berbincang sebentar dengan tukang parkir, dan... Subhanallah! Ada nilai dari hal sekecil itu.
Sapaanku hanya sekedar sapaan. Bertanya beberapa hal kepada tukang parkir sekedar mengisi kekosongan saat menunggu. Kalau tidak diingatkan bapak itu, mana aku ingat kejadian itu. Aku bahkan jarang sekali belanja di sana. Hari itu hanya kebetulan saja lewat dan ingat ada kebutuhan rumah yang harus dibeli.
Lihatlah sobat, kita tak perlu harus melakukan hal-hal besar untuk membahagiakan orang lain. Perhatian kecil, apalagi bila kita berikan di saat yang tepat, dengan tulus dan ikhlas, akan menjadi amat bernilai bagi orang lain.
Bagiku, bisa dikenang baik, sekalipun oleh seorang tukang parkir, adalah hal yang amat berarti. Dari hal sepele, aku dan bapak tukang parkir itu bisa saling memberikan kebahagiaan. Sebuah renungan ringan yang perlu kita sempatkan barang sebentar. Ada baiknya kini kita lebih memberi perhatian pada sekitar kita. Ada banyak hal yang bisa kita bagikan buat orang-orang yang ada di sekeliling kita.
Bila diri kita sudah terbiasa melakukan hal-hal kecil dengan baik, maka jangan heran bila kelak, kita akan menikmati hasil yang luar biasa. Anggaplah sebagai tabungan amal. Sebagaimana menabung, jika kita rajin melakukannya, suatu saat tabungan itu bisa kita buka dan kita pergunakan pada saat kita membutuhkan. Demikian juga tabungan amal. Kumpulkanlah sebanyak-banyaknya, sehingga kelak, kebahagiaan hakiki bisa kita raih.
Semoga Allah selalu memberi petunjuk dan hidayah buat kita semua. Aamiin Yaa Rabbal Alaamiin...
Ditulis oleh : Bunda Lahfy
Sepele yang berefek gedhe, sebab dilakukan dengan tulus :)
ReplyDeletesubhanallah, Tuhan datang lewat sapaan Bunda kepada tukang parkir ketika ia pusing
ReplyDeletebetul sekali bun, meski kecil namun ikhlas maka besar manfaatnya. Insya Allah.
ReplyDeleteAlhamdulillah sudah ikutan nulis di sini.
ReplyDeleteTulisannya keren.
ReplyDeleteAlhamdulillah sudah ada yang urun postingan.
Kapan ya bisa nyusul?.
Memberi "sesuatu" pada waktu yg tepat memang sangat berarti bagi penerimanya.
ReplyDeleteWah saya terlambat baca
ReplyDeleteLama-lama ya jadi gede. Kunjungan balik Belajar Memotivasi
ReplyDelete