Sumber |
Oleh: Intan Saputri
Ketika
seseorang ingin meminjam barang kita, apa kalian langsung mengiyakan? Atau
masih mempertimbangkan untuk mengizinkannya?
Biasanya,
kalau kita masih mempertimbangkan dulu sebelum mengambil keputusan, berarti kita
masih kurang percaya terhadap dia. Apa dia benar-benar akan menjaga barang yang
akan dipinjamnya? Terkadang ingin sekali meminjamkan barang-barang kita ketika
mereka memang membutuhkannya.
Selagi
kita punya barang yang masih bisa dipinjamkan ke orang lain, kenapa enggak,
kan? Namun permasalahannnya, terkadang orang yang kita pinjami barang tersebut
kurang sadar bahwa dia sedang “meminjam” barang kita. Menggunakan barang-barang
kita seenaknya, kurang menjaga barang-barang tersebut.
Bukankah
memang seharusnya untuk setiap barang yang kita pinjam, kita wajib merawatnya
sebaik mungkin? Masih mending barang yang dipinjam dikembalikan walaupun ada
sedikit lecet, daripada orang pinjam tapi enggak dikembalikan. (Terkadang, di situ
saya merasa sedih L ).
Karena
hal tersebutlah, terkadang saya mikir dua kali untuk mengiyakan ketika
teman-teman pengin pinjam barang-barang saya. Bukannya pelit atau apa, kalau
dia memang bertanggung jawab atas barang yang dia pinjamkan, pasti saya kasih.
Pernah
enggak sih memikirkan kewajibannya ketika meminjam barang orang?
Kita
membeli barang-barang yang kita inginkan itu terkadang bukan dari kantong
pribadi lho, masih minta sama orang tua. Sedangkan orang tua kita itu seringnya
selalu mengiyakan setiap permintaan yang kita minta, terlebih hal tersebut
memang penting dan mendesak. Pun orang tua selalu berusaha untuk memenuhi
permintaan kita selagi mereka masih mampu, mereka terus-terusan bekerja agar
hal-hal yang kita butuhkan selalu terpenuhi. Karena apa? Ya karena agar kita
lebih mudah dalam menjalani aktivitas-aktivitas kita, enggak perlu pinjam
barang orang lain.
Pernah
suatu kejadian, ketika adik saya meminjamkan barangnya pada temannya. Mama saya
menanyakan barang-barang tersebut. “Dek, kok Mama enggak lihat sepatu futsalmu?
Terus baju bolamu yang satunya lagi ke mana?” Lalu Adik saya menjelaskan kalau
sepatu futsalnya dipinjam oleh A, dan baju bolanya dipinjam oleh B. Dan sudah sekitar
beberapa bulan belum juga dikembalikan. Mama saya jelas marah dong, lalu meminta
adik saya ke rumah temannya untuk mengambil barang yang dipinjamkan.
Hal
tersebut seolah kurang menghargai jerih payah orang tua yang selalu menyisihkan
uang untuk memenuhi kebutuhan anak-anaknya, walaupun memang sudah kewajibannya.
Namun, setidaknya kita harus menghargai jerih payah orang tua kita dengan
menjaga setiap barang yang mereka belikan. Terlebih hal tersebut terjadi berkali-kali. Kita yang
punya barang harus tegas terhadap barang-barang yang kita pinjamkan pada orang
lain. Pikirkan jerih payah orang tua kita. Dan teruntuk orang-orang yang
meminjam barang, tolong lebih sadar diri lagi untuk tidak lupa mengembalikan
setiap barang yang dipinjam.
Kalo mau minjemin sih, selalu pikir-pikir dulu :)
ReplyDeleteDulu saya sering tuh minjemin barang (baju) ke temen. Tapi banyak yang nggak dibalikin.. Disitu kadang saya merasa pilu.. 😥
ReplyDeleteSaya tipe yg mempertimbangkan dulu lalau ada yg pinjam brg saya. Ga bs sembarangan meiyakan ^_^
ReplyDeletePernah min, tapi juga sering minjemin temen...biasanya si duit tapi lama dibalikinnya.
ReplyDeleteKalau saya saat mau minjemin saya tanya dulu kapan mau dikembaliin, nah jika sudah waktunya saya segera sms atau telvon dia bahwa barang yang ia pinjam akan segera saya pakai atau ada orang lain yang mau meminjam :-D
ReplyDelete