Hei, kalian mau mendengar saya bercerita? Di dengarkan yah, sebenernya ini cerita agak sedikit konyol dan benar-benar terjadi disekitar saya. Beberapa cerita tentang Kentut. Tahu kentut-kan? Kalau tahu, pasti kalian semua sudah pernah melakukan tindakan untuk menghindari penyakit ini. Ah, jangan bohonglah! Semua orang pasti sudah pernah kentut. Laki-laki ataupun perempuan pasti sudah pernah melakukannya, bahkan mungkin ditempat umum sekalipun. Haha.
Jangan dianggap jorok dulu yah! Saya hanya ingin berceloteh tentang kentut. Karena kebetulan, kentut mengisahkan beberapa ceritanya kepadaku. Ah, seperti apa itu? Mari dengarkan.
Pertama. Dirumah kos-kosan, ada dua orang teman saya bernama Sumardi dan Syahrir. Dua orang sahabat yang selalu bersama. Sama-sama jomblo, sama-sama laki-laki, dan sama-sama tukang kentut. Ah, #Geleng-geleng. Malam itu, aku datang berkunjung dan membawa satu temanku yang berjenis kelamin perempuan. Nah, temanku ini meminta ikut karena lagi bosan di kosnya dan ingin berbagi seputar kisahnya yang sedang jatuh cinta diam-diam.
Belum beberapa menit duduk menikmati gorengan yang ada dilantai, si teman perempuanku ini curhat mengenai kisah cintanya. Ah, miris! Memang jika belum pernah pacaran, pasti ada saja yang membuat kita sering-sering curhat. Apalagi jika sudah mulai jatuh cinta namun sulit untuk mengungkapkan. Dan, tibalah sesi dimana kami tertawa lepas. Disela-sela si teman perempuanku ini curhat, si Sumardi Kentut dengan nada yang khas. Haha.
Si teman perempuanku ini langsung illfeel, dan berkata kepada sumardi “Jorok banget nih,, Icchhh” katanya sambil menjauh. Dengan pedenya, sumardi menangkis perkataan teman perempuan kami tadi “Saya kentut karena dengar ceritamu tadi. Kentut itu seperti Cinta, jadinya saya tidak mau tahan, lebih baik dikeluarin dari pada ditahan dan sakit seperti dirimu”
Aku dan si teman perempuan dibuat berfikir oleh sumardi. Ah, bener juga! Emang, temanku yang satu ini bisa merangkai kata. Tidak mau kalah dengan sumardi, Syahrir balik bertanya “ Bagaimana yah ekspresi orang yang sudah menyatakan cinta tapi ditolak?”
Kami semua menggeleng. Kemudian dengan pedenya dianya Kentut dengan nada yang panjang dan berbau. Spontan kami memukulnya semua dengan benda yang ada disekitar kami. Dia kemudian tertawa dan berkata “Mungkin seperti ini perasaan orang yang ditolak” haha. #Somplak.
Kedua. Suatu hari disebuah ruangan kelas sekolah, ani sedang menulis sesuatu dibuku diarinya ketika sedang proses belajar mengajar berlangsung. Sebuah buku yang ia jadikan sebagai teman curhat. Namun, ada yang membuatnya malu. Saat ia asik menuliskan curhatnya dibuku diarinya, tiba-tiba Bolpoint-nya terjatuh dibawah meja belajarnya. Saat ia berusaha meraihnya, ia tiba-tiab Kentut. Haha. Namun, ia berfikir bagaimana supaya teman-temannya tidak tahu kalau itu adalah bunyi kentut.
“Piut-piut-piut” Anipun seakan-akan meniru suara kentutnya dengan menggunakan mulut sambil sesedikit bangkit dan duduk dengan tenang. Tiba-tiba sang guru dengan santainya mengatakan, “Ani, Suara yang pertama tidak mirip dengan suara setelahnya” sambil tersenyum. Seketika ruangan kelas itu tertawa hebat. Rupa-rupanya teman-temannya sudah menahan tawa sejak pertama bunyi “Piut” itu terdengar. Ah #Somplak
Ketiga. Peristiwa ini terjadi disebuah rumah-sakit besar. Kebetulan, rumah sakit itu hampir full dengan orang. Sebagian orang sakit dan sebagian lagi orang sehat. Ah, hari itu ada seorang pasien yang sedang diperiksa oleh perawat laki-laki. Saat diperiksa, pasien itu kentut, “Ah, Jorok banget ini ibu” Katanya dalam hati.
“Maaf yah nak!” kata salah satu keluarga pasien
“Nggak apa-apa bu, Lagi sakit memang seperti itu” Sahutnya sambil mengambil peralatannya dan pergi.
Suatu Malam, keluarga dan pasien yang diperiksa oleh perawat tadi menuju wc untuk buang air kecil. Pas selesai, mereka melihat perawat laki-laki tadi sedang membasuh mukanya kemudan tanpa basa-basi ia kentut. Ketika berbalik kebelakang, ia terkejut melihat pasiennya berada dibelakang. “Maaf yah Bu”
Pasien itupun menjawab “ Nggak papa kok, Kamu lagi sakit” katanya sambil keluar dari WC.
Perawat itu bingung, “Kenapa ia bilang aku sakit, padahal aku sangat sehat” katanya dalam hati dan tanpa sengaja, ia melihat kearah pintu bertuliskan “WC For Women”. Ia pun menepuk jidatnya. Ah, Somplak
Ke-Empat. Ini terjadi saat anda sedang membaca postingan ini. Dan sayapun Kentut. Dan saya yakin, ada tetap meneruskan membaca tulisan ini. Ah, Kentut saya ternyata Disukai. Terimakasih. Haha.