Dear Bloggers, Ramadan Tidak Menyuruh Kita untuk Berhenti Ngeblog, Tapi...
Dear, WB-ers,
Alhamdulillah kita akhirnya bertemu bulan Ramadan di tahun ini. Tentunya kita
berharap bisa menjadi pribadi yang lebih baik dalam pekerjaan dan ibadah,
terlebih di bulan Ramadan ini, kan? Tetapi, mengingat aktivitas kita yang
begitu padat, belum lagi pekerjaan rumah yang menggunung, bikin kita sulit
melakukan semuanya di waktu bersamaan. Pernahkah terpikirkan olehmu, bagaimana
caranya bisa fokus beribadah tanpa harus meninggalkan aktivitas nge-blog?
Baru-baru ini saya baca di
timeline Facebook, rata-rata bilang
mau berhenti untuk menulis di blog dan fokus ibadah selama Ramadan. Hm, sayang
sekali ya. Saya jadi ingat, ada pepatah Arab yang mengatakan Fastabiqul Khairat, atau berlomba-lomba
dalam kebaikan. Saya berpikir, kenapa kita tidak berlomba dalam kebaikan? Dalam
kasus ini, tetap rajin menulis, menyebar manfaat, dan sambil nelajar
meningkatkan kualitas ibadah. Bisa, kan?
Padahal, ibadah itu
(menurut saya) bukan hanya soal salat dan membaca kitab saja. Bukan sekadar
tarawih berjamaah lalu update di Path
sedang ada di musala mana. Seakan-akan ibadah kita sudah yang paling benar.
Ibadah ada banyak caranya. Ada banyak bentuknya. Menulis blog, sebetulnya
merupakan salah satu cara ibadah.
Ketika kita—blogger—menulis sesuatu,
pasti kita tidak menulisnya secara sembarangan, kan. Butuh riset, perlu editing
berkali-kali, harus diperhatikan baik-baik apakah akan mengundang sara
atau dosa. Sebagai blogger, pasti kita punya tanggung jawab penuh terhadap
tulisan yang kita terbitkan di blog. Dan itu pun akan kita pertanggungjawabkan di akhirat
nanti. Artinya, kita tentu tidak pernah menulis secara sembarangan.
Nah. Dalam satu tulisan,
pasti ada ilmu, informasi, berita baru, cerita haru atau lucu, dan berbagai
macam hal yang barangkali belum diketahui orang lain. Ketika kita menulis dan
dibaca banyak orang, mungkin saja kita telah menyebar manfaat dan itu pun kalau
kata Ustaz yang saya temui di suatu masjid, menurutnya, Insya Allah mendatangkan
pahala.
Dear WB-ers, kedatangan
Ramadan bukan untuk menyuruh kita berhenti melakukan aktivitas nge-blog. No offense, ini saya katakan sebagai
teguran untuk diri saya sendiri juga. Bahwa kita tidak boleh meninggalkan
aktivitas yang sudah jadi kewajiban kita dan berdalih ingin fokus ibadah.
Ibadah memang harus jadi nomor satu. Tapi ketika kamu katakan ingin fokus
ibadah di bulan Ramadan dan rela meninggalkan rutinitas menulis, barangkali
setelah Ramadan usai, kamu rela meninggalkan ibadah demi aktivitas lain. Paham,
kan, maksud saya?
Maksud saya, kalau malas
atau kalau memang tidak mau, bilang saja apa adanya. Tidak perlu bilang mau
fokus ibadah -mentang-mentang-Ramadan-tiba, atau beralasan tidak punya waktu—padahal Allah sudah kasih
waktu 24 jam dalam sehari yang sebegini banyaknya. Kalau memang tidak punya
alasan penting, maka menulislah.
Justru dengan datangnya
bulan Ramadan, kita harus semakin pandai mengatur waktu. Bagaimana caranya bisa
tetap membaca Quran tetapi tidak meninggalkan blogwalking, bagaimana caranya supaya bisa mendengarkan ceramah
rohani plus bisa menulis hal baik di blog. Nah, urusan mengatur waktu itu,
dikembalikan pada cara kamu masing-masing. Semoga kualitas ibadah kita di bulan
Ramadan ini lebih baik dari sebelumnya, dan semoga kita tidak berhenti nge-blog
dengan alasan mau fokus ibadah. :)
*
ya betul sekali,.,
ReplyDeleteBuat aku pribadi yang menjadi penghalang sesungguhnya bukan Ramadhan, tetapi skripsi ..
ini menurutku lo ..
Bner bgt, ngeblog juga ibadah kalo tulisannya bermanfaat, dan bulan ramadhan juga bukan alasan kita untuk tetep konsisten ngeblog.
ReplyDeleteOk, bro makasih udah ngingetin gue :D
Salken :D
mungkin alasan paling utamanya sih malas ya atau bnyk bener alasannya. gue awal Ramadhan kayak gitu juga. tapi ini bulan yang sangat istimewa. dimana kita berbuat kebaikan akan di lipat gandakan pahalanya. jadi gue usahain terus buat produktif di bulan yang berkah ini
ReplyDeleteI do agree with this post. Menjadikan bulan ramadhan sebagai alasan utama berhenti menulis di blog sepertinya tidak bagus dijadikan alasan tapi ya tiap orang punya pilihannya sendiri dalam mengelola blognya seperti apa, ya jadi apapun alasannya, kita harus menghargainya.
ReplyDeletePersoalannya di manajemen waktu aja ya.
ReplyDelete*Refleksi :)
Setuju
Delete"Tapi ketika kamu katakan ingin fokus ibadah di bulan Ramadan dan rela meninggalkan rutinitas menulis, barangkali setelah Ramadan usai, kamu rela meninggalkan ibadah demi aktivitas lain."
ReplyDeletebagian ini kok kurang sepakat ya mbk. he he
bukankah Ibadah itu kewajiban, masa di tinggalkan demi aktivitas lainnya?
salam .
Lha, nggak dibaca secara saksama dari awal sampai akhir, ya?
DeleteIbadah memang kewajiban. Makanya di atas kalimat tersebut saya bilang, "Bahwa kita tidak boleh meninggalkan aktivitas yang sudah jadi kewajiban kita dan berdalih ingin fokus ibadah." Itu karena ibadah adalah kewajiban dan nomor satu di atas aktivitas lain. Mohon maaf kalau kalimatnya multitafsir atau kurang dipahami, tapi maksud saya adalah, jangan bilang pas Ramadan mau fokus ibadah dan ninggalin nge-blog. Jangan-jangan pas Ramadan selesai, mau fokus ngeblog dan ninggalin ibadah. Gitu, maksud saya :) semoga tidak salah paham ya :)
saya setuju :D
ReplyDeleteSetelah bulan Ramadhan itu ada bulan Syawal, yang artinya bulan peningkatan. Jadi kalo pas ramadhan udah rajin ngeblog, berarti bulan syawal dan seterusnya harus tambah meningkat makin rajin lagi ngeblognya. :)
ReplyDeleteSalam kenal
Hey, very nice site. I came across this on Google, and I am stoked that I did. I will definitely be coming back here more often. cara menyembuhkan sakit ( nyeri ) lutut dengan cepat dan mudah Wish I could add to the conversation and bring a bit more to the table, but am just taking in as much info as I can at the moment. Thanks for sharing.
ReplyDelete