Bangkit dari Kehilangan Orang Tua
Orang tua adalah salah satu sumber kebahagiaan kita yang
Tuhan berikan di dunia ini. Bersyukur adalah cara menjawab atas anugerah itu.
Tapi bagaimana jika kita tak punya cukup waktu untuk banyak waktu untuk
membahagiakan mereka?.
Jika orang tua kita masih ada, melihat mereka, memeluk
mereka, bercengkrama dengan mereka, mungkin akan menjadi hal yang biasa saja.
Tapi, semua akan terasa berbeda jika mereka sudah tiada.
Kehilangan mereka akan membuat kita jatuh, terpuruk, dan
meninggalkan luka mendalam. Bahkan kita akan merasakan kesendirian, seperti
dunia ini pergi meninggalkan kita. Mungkin akan ada kemungkinan-kemungkinan
yang akan terjadi, entah itu kita mati rasa atau rasa iri jika melihat yang
lain dengan keluarganya.
Tapi apa mungkin kita akan terus seperti itu? Tersudutkan
akan takdir yang sudah Tuhan gariskan? Merasa diri ini kecil akan skenario
Tuhan yang Maha Indah? Atau merasa bersyukur karena garis kehidupan ini sungguh
dinamis? Apa pun itu, di balik kejadian besar akan ada hikmah yang besar pula.
Namun, sebelum menyadari itu, bagaimana cara untuk bangkit dari kehilangan
orang tua kita?.
Banyak cara yang akan menjadi sarana pengalihan rasa
sedih kita, entah ke arah positif ataupun negatif. Itu semua tergantung diri kita
sendiri dan termasuk dari lingkungan kita.
Pertama, percayalah bahwa ini semua
memang sudah takdir Tuhan. Ini memang kalimat yang klasik, tapi percayalah jika
memang pernah merasakan kehilangan macam ini, itu adalah jawaban atas semua.
Ketika, menolak tidak bisa, meronta tiada berguna, memaki hidup adalah sia-sia.
Jawaban paling bijak adalah menerima. Sulit memang, bukan perkara mudah tapi
bukan hal yang sulit. Karena, menerima dengan ikhlas adalah sesuatu yang tidak
bisa diungkapkan kata-kata dan tidak bisa dijelaskan kepada khalayak umum
kecuali memang pernah merasakannya.
Kedua, cari Tuhan. Karena, hidup ini berasal dari-Nya,
dimulai dari-Nya maka akan kembali kepada-Nya pula. Kadangkala, kita hanya
mencari Tuhan saat dalam keterpurukan namun sempat lupa ketika di masa
kebahagiaan. Tapi, Tuhan adalah jawaban. Ketika, di dalam masa-masa
sulit, manusia yang bercerita ke manusia akan merasa tenang sesaat. Kalaupun
merasa tenang itu berasal dari Tuhan. Jadi, mengapa kita tidak langsung bercerita,
bercengkrama kepada Dia yang memberikan rasa?.
Ketiga, carilah lingkungan positif. Seringkali masa-masa
sulit seperti kehilangan orang tua membuat kita menjadi hilang akal, merasa
diri sendirian, merasa kecil. Sehingga kita akan mencari orang-orang yang punya
masalah yang sama atau tingkat rasa kesedihan yang sama. Hal itu silakan
dilakukan tapi jangan sampai keluar dari norma-norma kehidupan. Ada orang yang
lari ke arah negatif misalkan obat-obatan terlarang ataupun minuman keras. Hal
itu wajib kita hindari, karena di masa sulit itu rentan akan pengaruh negatif
yang mudah sekali masuk.
Keempat, merelakan. Butuh waktu yang panjang untuk
merelakan mereka yang kita cinta. Namun, memang rasa sakit jangan di lawan.
Biarkan mengalir bagai air, karena nantinya rasa itu akan sembuh dengan
sendirinya.
Kelima, ibadah. Perbaiki ibadah kita. Bukankah kita ingin
berkumpul kembali dengan orang tua kita? Maka dari itu, perbaiki ibadah kita,
doakan mereka setelah ibadah kita, karena hal itu yang membahagiakan mereka sekarang.
Semoga pengalaman ini membangun dan dapat memberi inspirasi
untuk teman-teman. Jangan pernah merasa sendiri, jangan terus berkutat di
kesedihan, karena Tuhan tidak mungkin menciptakan badai jika tidak disertai
dengan pelangi setelahnya.
Artikel Rara Febtarina