Dalam kehidupan berkeluarga, masalah
keuangan menjadi hal yang sangat penting. Perlu kesepakatan yang jelas antara
suami dan istri sehingga tidak terjadi miss
komunikasi dalam mengelola keuangan keluarga. Tak jarang, ada keluarga yang
berantakan karena masalah keuangan yang tidak transparan antara suami dan
istri.
Suami sebagai kepala keluarga dan menjadi
sumber pendapatan utama keluarga tak jarang tidak mempercayai istri mengelola
gaji dan keuangan keluarga. Semua kendali keuangan diatur suami, sehingga istri
hanya menjadi orang yang melaksanakan apa yang diatur suami tanpa bisa ikut
berperan. Hal itu mungkin disebabkan sejumlah hal, seperti istri dianggap tidak
bisa mengatur keuangan, istri boros, istri tidak jujur dan atau istri yang
tidak mau pusing mengatur urusan keuangan.
Sebaliknya, ada juga suami yang
mempercayakan sepenuhnya pengelolaan keuangan keluarga kepada istri. Semua gaji
atau pendapatan diserahkan kepada istri untuk dikelola dengan baik, sehingga
tidak ada masalah. Meskipun ada yang tetap bermasalah karena sang istri
ternyata tidak mampu mengatur keuangan keluarga.
Supaya bisa menjadi manajer keuangan
keluarga, berikut ini hal yang harus dilakukan istri jika dipercaya menjadi
manajer keuangan keluarga, tapi versi pengalaman saya ya hehehe.
Sumber gambar: Pixabay.com |
1.
Jujur
Kejujuran merupakan hal yang paling
penting. ketika kita sebagai istri dipercaya mengelola keuangan keluarga
khususnya gaji suami, istri harus jujur dalam menggunakan dan mengelolanya.
Kalau perlu semua pengeluaran dicatat dan
disampaikan ke suami minimal sekali seminggu atau ya sebulan sekali. Sehingga
suami tahu kemana pergi uangnya.
2.
Amanah
Amanah dan bisa dipercaya berarti berkaitan
dengan jujur. Jadi sebagai seorang istri harus bisa mengelola uang suami.
Setidaknya selain untuk kebutuhan sehari-hari juga harus bisa ditabung.
Saya sendiri menabung dalam bentu tabungan
pendidikan anak, tabungan pensiun, asuransi dan emas. Jika kondisi keuangan
masih pas-pasan bukanlah penghalang, menabung bisa dimulai dari jumlah kecil.
Jangan sampai uang suami habis untuk
keperluan istri, seperti pakaian, makeup dan gaya hidup sementara tidak punya
tabungan.
3.
Komunikasi
Komunikasi dengan suami bukan berarti
sering nanya apakah suami dapat tambahan uang misal berupa bonus kemudian minta
jatah. Namun lebih kepada menyampaikan kondisi keuangan, seperti pengeluaran
setiap bulan dan jumlah tabungan.
Jika ingin membeli sesuatu untuk keperluan
rumah tangga misalnya membeli barang baru, setidaknya komunikasikan dengan
suami. Jangan sampai apa yang dibeli tidak disetujui suami dan menjadi bahan
pertengkaran.
4.
Jangan Pelit
Suatu ketika jika suami butuh uang untuk
membantu anggota keluarganya, misal orang tua atau saudaranya yang memang
membutuhkan uluran tangan, jangan pernah pelit.
Bantulah sesuai kemampuan atau memang
sedang dalam kondisi keuangan sedang seret, bantulah sekedarnya. Jangan takut
mengeluarkan uang untuk membantu orang lain karena toh nanti balasannya bisa
lebih dari itu.
5.
Bekerjasama
Bekerjasama maksudnya dalam hal membantu
suami untuk mewujudkan masa depan, seperti membeli rumah, kendaraan dll. Jika
sebagai istri juga adalah wanita bekerja dan punya penghasilan, sudah
sepatutnya bekerjasama membantu mewujudkannya.
Memang ada istilah, uang suami adalah uang
istri dan uang istri adalah uang istri. Tapi untuk menata masa depan yang baik,
tidak ada salahnya bekerjasama dengan suami untuk mewujudkannya, jangan pernah
pelit atau tidak mau tahu.
Setidaknya itulah yang saya lakukan selama
ini. 13 tahun pernikahan, alhamdulillah suami sudah memberikan semua
penghasilan sejak di awal menikah dan itu sangat saya hargai dan kelola dengan
baik.
Semoga tulisan ini bermanfaat bagi Anda
calon istri dan pasangan yang mau menikah.
-----------------
Catatan:
Artikel ini ditulis oleh Ruziana, seorang ibu rumah tangga yang bekerja dan juga memiliki anak. Mengisi waktu luang dengan menjadi bloger, buzzer, dan volunteer pariwisata melalui media sosial di kota Tanjung Pinang, Kepulauan Riau. Tulisannya yang lain bisa kamu baca di unizara.com atau kamu bisa menyapanya langsung di akun twitter @mommy_ina
Ini
adalah #urunartikel dari Warga Warung Blogger. Kamu juga bisa
mengirimkan tulisan kamu, informasi selengkapnya tentang urun artikel
bisa kamu baca pada tautan Urun Artikel Warung Blogger. Kami tunggu, ya!
Wah kalo diliat dari syaratnya berarti saya sudah bisa jadi manager rumah tangga yang bener nih. Hihihihi, aamiin
ReplyDeletejujur is nomber one, memang payah kalau jadu bendahara terus ga jujur. bisa-bisa nanti suami nanya "kemana uang kita?" kan repot juga yah
ReplyDeleteHIhihi..makasih tipsnya, seorang ibu memang dituntut jadi manager keuangan keluarga juga dan itu kadang bikin pusing karena mesti mengatur pengeluaran agar cukup memenuhi kebutuhan keluarga
ReplyDeleteNoted. Saya ingat kalau uang suami adalah uang isteri dan uang istri adalah uang istri. Seorang istri harus bisa mengelola keuangan rumah tangganya sendiri.
ReplyDeleteJadi dapat gambaran seperti apa cara mengatur keuangan, perlu komunikasi antara suami dan istri untuk bijak dalam menggunakan uang. Melewati masa 13 tahun pernikahan, tentu saja banyak pengalaman. Terima kasih sudah berbagai cerita!
ReplyDeleteKonon, seorang istri adalah menteri keuangan rumah tangga krna wanita biasanya lbh detal dlm merencanakan finansial. Aku paling suka dg tips yg bekerja sama itu. Ya, antara suami dan istri harus sama2 bekerja sama dlm mengelola keuangan rmh tangga meski manajernya adalah istri dan pak bosnya adalah suami, agar tujuan finansial dpt dg lancar tercapai.
ReplyDeleteJangan pelit kudu dinoted banget nih, apalagi kalau udah menikah nanti hihihi, komunikasi juga yang penting ya
ReplyDeleteYang nomor lima penting banget ya mba. Meskipun perempuan gak berpenghasilan kalo bisa bekerja sama membangun keluarga pasti hasilnya memuaskan.
ReplyDeleteHahaha setuju. Ngga boleh pelit. Ntar kasian anak dan suami. Kalau udah pas itungannya ngga bakal kurang kok asal jangan ada yg over budget
ReplyDeleteAda tuh org2 yg kalau suaminya ngasih uang ke keluarga suka cemberut. Intinya kudu ada komunikasi yg jelas
ReplyDeleteKece banget, mom Ruziana.
ReplyDeleteEmm, kalau pola finasial keluarga itu mengikuti kebiasaan masing-masing keluarga siih yaa...
Dan kami tipe keluarga yang menjalankan di posnya masing-masing.
Semoga sama-sama amanah dalam menjalankan tugas. Baik sebagai suami maupun istri.
Komunikasi tu paling penting ya. Dasar pertamanya. Soalnya bagaimanapun jg keuangan keluarga itu pastinya kudu diketahui suami istri. Kalau ada komunikasi, biasanya pasti diikuti dengan kejujuran, plus kerjasama mengelola keuangan keluarga. Nice sharing mbak Ruziana :D
ReplyDeleteWaduh, jangan sampai lah sebagai istri ngabis-ngabisin duit buat belanja baju, make up dll tapi pos keuangan yang lain jadi korban. Bahaya lah ya buat keuangan keluarga.
ReplyDeleteMakasih sharingnya, Mbak Ruziana :)
waaah, aku banget nih *lah
ReplyDeletetp istri kan memang serba bisa yaaaa hehe
Memang, menabung itu berapapun jumlahnya harus kita usahakan... pasti bisa selama ada niat...
ReplyDeleteYuhui... istri memang harus jadi manajer keuangan keuarga. harus bisa atur pengeluaran keluarga
ReplyDelete